widget

Minggu, 13 April 2014

MENGENAL IPM


MENGENAL IPM

A.        IPM DARI MASA KE MASA
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tidak lepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar sekaligus sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Selain itu, situasi dan kondisi politik di Indonesia tahun 60-an yaitu pada masa berjayanya orde lama dan PKI, Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM terpanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Dengan demikian, kelahiran IPM mempunyai dua nilai strategis. Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang. Keinginan dan upaya para pelajar untuk membentuk organisasi pelajar Muhammadiyah sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu ada halangan dan rintangan dari berbagai pihak, sehingga baru mendapatkan titik terang ketika Konferensi Pemuda Muhammadiyah (PM) pada tahun 1958 di Garut. IPM menjadi salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah dan kaderisasi di kalangan pelajar Muhammadiyah.
Pada Konferensi Pimpinan Pusat (Konpiwil) IPM tahun 1992 di Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan penyesuaian tubuh organisasi. Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) PP IPM nomor VI/PP.IPM/1992, dengan pertimbangan:
1.       keberadaan pelajar sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah;
2.        perlunya pengembangan jangkauan IPM;
3.       adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata pelajar untuk organisasi berskala nasional.
Seiring perkembangan organisasi IRM, muncul berbagai reaksi dari tubuh persyarikatan bahwa IRM dinilai kurang fokus terhadap pembinaan pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Maka, Tanwir Muhammadiyah tahun 2007 merekomendasikan IRM untuk berubah kembali menjadi IPM. Tak lama kemudian, PP Muhammadiyah mengeluarkan SK nomor 60/KEP/I.0/B/2007 tertanggal 7 Jumadil Awwal 1428 H bertepatan dengan 24 Mei 2007 M tentang perubahan nomenklatur IRM menjadi IPM. Maklumat ini berlaku efektif setelah Muktamar IRM XVI pada tanggal 23-28 Oktober 2008 di Surakarta.
Sejarah perkembangan IPM, sejak dari kelahiran Ikatan Pelajar Muhamamdiyah (IPM) hingga kemudian terjadinya perubahan nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada tahun 1992 dan kemudian berubah nama kembali menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) telah melalui proses yang panjang seiring dengan dinamika yang berkembang di masyarakat baik dalam skala nasional maupun global. Hingga saat ini IPM telah melampaui empat fase perkembangan:

1.       Fase Pembentukan (mulai tahun 1961 s/d 1976)
Kelahiran IPM bersamaan dengan masa dimana pertentangan idiologis menjadi gejala yang menonjol dalam kehidupan sosial dan politik di Indonesia dan dunia pada waktu itu. Keadaan yang demikian menyebabkan terjadinya polarisasi kekuatan tidak hanya dalam persaingan kekuasaan di lembaga pemerintah, bahkan juga dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam situasi seperti ini IPM lahir dan berproses membentuk dirinya.
Fase pembentukan IPM diakhiri pada tahun 1976 yaitu dengan keberhasilan IPM merumuskan Sistem Pengkaderan IPM (SPI) hasil Seminar Tomang tahun 1976 di Jakarta. Dengan SPI yang telah dirumuskan tersebut, maka semakin terwujudlah bentuk struktur keorganisasian IPM secara lebih nyata sebagai organiasai kader dan dakwah yang otonom dari persyarikatan Muhammadiyah.


2.       Fase Penataan (mulai tahun 1976 s/d tahun 1992)
IPM memasuki fase penataan ketika bangsa Indonesia tengah bersemangat mencanangkan pembangunan ekonomi sebagai panglima, dan memandang bahwa gegap gempita persaingan ideologi dan politik harus segera diakhiri jika bangsa Indonesia ingin memajukan dirinya. Agenda Permasalahan IPM yang membutuhkan perhatian khusus untuk segera dipecahkan pada waktu adalah tentang keberadaan IPM secara nasional yang dipermasalahkan oleh pemerintah karena OSIS lah satu- satunya organisasi pelajar yang diakui eksistensinya di sekolah. Konsekwensinya semua organisasi yang menggunakan kata-kata pelajar harus diganti dengan nama lain.
Pada sisi lain IPM merasa perlu untuk segera mem- perbaharui visi dan orientasi serta mengembangkan gerak organisasi secara lebih luas dari ruang lingkup kepelajaran memasuki ke dunia keremajaan sebagai tuntutan perubah- an dan perkembangan zaman. Maka tanggal 18 November 1992 berdasarkan SK PP Muhammadiyah No. 53/SK-PP/ IV.B/1.b/1992 Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara resmi berubah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah.

3.       Fase Pengembangan (mulai tahun 1992 s/d 2008
Perubahan nama IPM menjadi IRM beriringan dengan situasi bangsa Indonesia tengah menyelesaikan PJPT I (Pembangunan Jangka Pendek Tahun I) dan akan memasuki PJPT II. Sementara itu, era 90-an ditandai dengan semakin maraknya kesadaran ber-Islam diberbagai kalangan masyarakat muslim di Indonesia. Kondisi yang demikian memberi peluang bagi IRM untuk dapat berkiprah lebih baik lagi.
Liberalisasi ekonomi APEC 2003, fenomena reformasi yang dituntut masyarakat Indonesia pada massa itu sangat berpengaruh terhadapn IRM. IRM dituntut untuk dapat menyiapkan dasar yang kokoh baik secara institusional maupun personal sehingga tercipta komunitas yang kondusif bagi para remaja sehingga dapat menghadapi setiap perkembangan zaman yang ada.

4.       Fase Kebangkitan (mulai tahun 2006 s.d 2010)
Maraknya korupsi disemua jenjang struktur pemerintahan yang ada, permainan politik yang tidak mencerdaskan rakyat justru melakukan pembodohan pada masyarakat dan masih banyak lagi persoalan bangsa yang melekat di negeri ini. Hal ini menunjukkan bahwa betapa bangsa ini sedang krisis disegala bidang, bahkan krisis moral pemimpin bangsa. Dari sinilah IRM yang kemudian kembali berubah nama menjadi IPM pada tahun 2008 dituntut untuk terus berperan dalam melakukan gerakan dakwahnya, khususnya dikalangan remaja/pelajar sebagai penerus estafeta kepemimpinan bangsa beberapa tahun mendatang. Kini IPM-pun kembali pada bassis massa dan fokus gerakannya yaitu membela kaum pelajar dan memperjuangkan pendidikan yang lebih baik, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itulah IPM saat ini kembali ke sekolah (back to shcool), kembali memperjuangkan hakekat pendidikan yang sesungguhnya, yang dapat menghasilkan “Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif”, sesuai dengan visi pendidikan nasional.
pada Muktamar XVII pada tahun 2010 di Yogyakarta kemarin, IPM kembali mendeklarasikan satu gerakan yang saling terkait dengan gerakan-gerakan IPM yang pernah ada sebelumnya. Gerakan tersebut dinamakan sebagai “Gerakan Pelajar Kreatif”, yang kemudian melahirkan satu visi IPM satu periode ini, hingga tahun 2012, yaitu “Menjadikan IPM sebagai Rumah Kreatif Pelajar Indonesia”. Semoga IPM dapat mengimplementasikan gerakan yang ada secara massif dan progressif, sehingga dapat mencapai visi IPM yang telah dicanangkan dalam rangka mewujudkan “Pelajar Muslim yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar- benarnya”.

PP-IPM, 2011. Pedoman Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yogyakarta: PP-IPM
Edited By: Ferry Yudha Pratama, S.Pd ( Pembina IPM SMPM 9 BOJONEGORO)





SUSUNAN PENGURUS IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
SMP MUHAMMADIYAH 9 BOJONEGORO PERIODE 2013/2014



KETUA                                                                                   : RAKHA ATHASOJA ARIYANTO (VIII-B)
SEKRETARIS                                                                        : AMIN ARIF AL KHAKIM (VIII-B)
BENDAHARA                                                                        : ERVINA TRI ANANDA (VII-A)

KABID PERKADERAN                                                          : IMRON AULIA RACHMAN (VIII-B)
ANGGOTA                                                                              : AFIFAH TSABITA INSANI (VIII-A)
  FIKRI ABDULLAH (VII-C)
                                                                                                  MILLA AULIA PUTRI SHALEHA (VII-A)

KABID KAJIAN DAN DAKWAH ISLAM                              : ROHMANDA AZZUMARDI FIRDAUS (VIII-B)
ANGGOTA                                                                              : ELSA ANNISA JANNAH (VIII-A)
                                                                                                  AISYAH ZAHROTUL ISLAM (VII-A)
                                                                                                  M. NUR INSAN KAMIL (VII-C).

KABID PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN                     : MUHAMMAD ADITYA WAHYU (VIII-B)
ANGGOTA                                                                              : NIDA'UZ ZAKIYAH (VIII-A)
                                                                                                  DINTHA MUH MAULIDHA YASIN (VII-C)
                                                                                                  CHIQUITITA HAFINDA FIRMANSYAH (VII-A)

KABID APRESIASI SENI, BUDAYA DAN OLAHRAGA      : M. KHOLILLUL ROHMAN (VIII-B)
ANGGOTA                                                                                DINDA ISNAINI S. (VIII-A)
  RAFI GEOVANI DIRMADANA (VII-B)
                                                                                                  M. RACHMA INDRA DEWA ALY (VII-C)
                                                                                                 
KABID ADVOKASI                                                                  : ANSHORULLOH ARIF ASHARY (VIII-B)
ANGGOTA                                                                                 ARLEA ANGGUN NISRINA (VIII-A)
                                                                                                  RIDHO FATONI PRASETYO (VII-B)
                                                                                                  SHABRINA ADILIA ROIDA (VII-A)

KABID KEWIRAUSAHAAN                                                     : ROYYAN (VIII-B)
ANGGOTA                                                                                   RAHMAT SUKRON ARDI (VII-C)
                                                                                                    FAJRUN NAIM ANASIRI (VII-B)
Dewi Septiyani (VII-A)

KABID IPMAWATI                                                                   : ARDENA ALIFA AKLI (VIII-A)
ANGGOTA                                                                                   DEBBY PUTRI HARTINI (VIII-A)
                                                                                                     CLARIZZA AZZAHRA MUDYA P (VII-A)
                                               DEVINA ARKAMENIA PUTRI .P (VII-A)
                               
                                                        



0 komentar:

Posting Komentar